Aku
pernah terlampau jauh berjalan dalam kepala seorang Tuan arogan yang kukira pun
mencintaimu. Aku pernah terlampau dalam mencintai seorang Tuan keras kepala
yang kukira mampu terus tetap bersamaku. Dan sejauh apa yang kuyakini aku malah
tenggelam. Tenggelam dalam ekspestasi tanpa jaminan yang buat aku bodoh-bodohi
diri sendiri.
Aku
takut. Terulang lagi untuk kali kedua seperti itu. Aku takut terlampau amat
mencintaimu namun kamu tak begitu. Selamanya tak ada tapi seterusnya mungkin
aku. Aku mau mencintaimu seterusnya. Akan jadi berlebih kalau aku katakan akan
mencintaimu selamanya. Tuan murah hati yang aku cintai, kamu mau seterusnya
mencintaiku pun?
Bukan
karena aku meragu akan segala kata dan tiap inci sikap dan sifatmu padaku,
Tuan. Aku hanya takut kehilanganmu. Aku takut tetiba kamu berhenti tak mau lagi
mengenggam tanganku, memilih ke persimpangan lain untuk mengadu nasib berharap
bertemu perempuan yang lebih segala.
Kita
bukan anak usia sejumlah hitungan jari, kita itu tanpa ‘maukah kamu jadi
pacarku?’ di awalnya. Kita beda Tuan, aku menyadari semenjak awal kita bertemu
dan mulai coba menyatukan genggaman. Karena itu pun aku takut pemikiranmu beda
denganku, dengan alih-alih pendapatmu A dan pendapatku B lalu kamu berlalu.
Aku
takut kita hanya jadi sepenggal kata nantinya. Aku takut kita cuma jadi
segelintir cerita nantinya. Ah sejak kapan aku jadi pandai menerka dan menebak-nebak
takdir Tuhan di semestaku. Tuan, entah jaminan apa yang kamu beri hingga aku
mampu mencintai. Yang aku tahu tak ada alasan untuk tidak mencintaimu. Sederhanamu
aku suka. itu saja.
Tuan,
aku tak ingin kamu banyak berjanji akan tetap bersama selamanya. Aku mau kamu
mampu yakinkan aku bahwa seberapa banyak ragu membatu hajar prasangka baik
satu-satu kamu tetap di sini, entah dengan alasan apapun. Aku mencintaimu
sebanyak kamu mencintaiku.
Tuan,
rindumu itu api dan kamu sendiri pematiknya. Aku sudah menjadikanmu satu jadi
bagianku, ikut ambil andil dalam banyak bahagiaku.
Dear,
will you still love me tommorow?
Love,
(Semoga Kamu Anggap) Perempuanmu
Cintai hari ini, ingat hari kemarin, dan biarlah masa depan tetap menjadi masa depan. :)
BalasHapus- Mike, tukang pos.