Mungkin
bosan sekali baca surat yang lagi-lagi tertulis untuk kesayanganku. Entah aku
yang punya sedikit persediaan kata atau kamu saja yang terlalu indah untuk
dilebur jadi kata. Yang pasti kamu indah dalam pandanganku.
Kali
ini aku datang tak bawa kidung sekeranjang, apalagi puisi barang sebatang. Tak
ada. Aku tak bawa apa-apa, selain cinta yang ingin aku uapkan jadi kata dalam
surat. Kata-kata pujangga yang pernah aku buat untukmu sudah habis kemarin,
kutelan bulat-bulat saking bahagianya. Aku tak butuh banyak kata untuk
mencintaimu.
Kekasih,
kamu pun tahu ini bukan kali pertama aku jatuh cinta. Kamu pun juga. Sebelumnya
kamu pernah tahu dan memang tahu aku pernah lemah di hadapan cinta, seperti
bayi kecil yang ditinggal ibu. Dan selalu kamu ucap bahwa yang lalu biarlah
berlalu. Aku tak mau kamu berlalu, karna kalau hari ini aku berjalan bersamamu
lalu esok datang itu sudah jadi kenangan. Namanya lalu, bukan?
Kekasih,
aku ini hanya perempuan kecil, yang kadang butuh perlindungan dan penjagaan bak
anak umur lima tahun yang masih digandeng takut tersandung jalannya. Tapi aku
bukan lagi perempuan lemah yang harus diperhatikan tiap detik bak balita yang
langsung sakit kalau dijatuhi hujan rintik. Sayangi aku, sebagaimana aku,
perempuan yang tak ada lebih, malah banyak kurang.
Kekasih,
aku suka sekali kehujanan berdua denganmu. Aku suka makan sepiring berdua
dengan pelengkap tawa sesudahnya. Aku suka tiap kata petuahmu yang selalu aku
ingat tak mau lupa. Aku suka dengar ceritamu dan kutahu kamu punya banyak
sekali cerita seru yang tak pernah kuingin terlewat mendengarnya. Aku suka
senyummu, jangan lupa bawa senyum manismu juga kalau nanti bertemu aku, ya.
Kekasih,
satu waktu, satu dari mereka pernah bertanya apa yang aku lihat padamu sampai
bisa mencintaimu. Aku jawab apa yang tak mereka lihat padamu. Sebelum kamu
katakan mataku indah. Aku lebih dulu pernah terhanyut tersesat dalam-dalam pada
matamu. Aku senang sekali berkaca di matamu, tapi aku tak suka berkaca pada
matamu yang berkaca-kaca. Ingatanmu ada apa saja? Aku malah ingin sekali
tersesat dalam ingatanmu, hingga kamu tak punya cara untuk tak mengingatku.
Kekasih,
kesayanganku. Aku takut sekali terlalu menyayangimu. Apalagi ketika
ketakutan-ketakutan yang menyerangku pagi kemarin. Lain kali aku ceritakan apa
yang aku takuti, hari ini aku hanya mau bicara suka saja.
Kekasih,
sudah berapa kali aku katakan bahwa aku mencintaimu? Sekali lagi ya, aku
mencintaimu.
Kekasih,
terima kasih sudah mencintaiku.
Salam
cinta,
Perempuan
yang Sedang Mencintaimu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar