Tahun
ini bukan tahun awal kamu mulai memilin kepangan rindu sendu di sepanjang
kilometer jarak dengan kekasihmu. Dan kuyakin bukan kali pertama kamu rajut
sabar pelan-pelan di semestamu. Kamu wanita kuat yang aku tahu, airmatamu yang
tumpah ruah buncah bukan alasan untukmu jadi lemah, bukan?
Sahabat,
rupa cantik yang tak wanita lain punya sudah ada di kamu semenjak lahir dari
perih ibumu. Tak perlu kamu risau dengan banyak bidadari cantik lain yang ada
di sekitar kekasihmu, meski ragu diam-diam menggerogoti batinmu tiap malam
hadir dan perasaan gamang menyibak datang. Kamu wanita cantik yang aku tahu, semburat
cemberut yang sering kamu buat tak sedikit pun tutupi manis gula pada senyummu.
Sahabat,
barisan sabar dalam jiwamu pun kuyakin sudah dalam puncak tertinggi
kesadaranmu. Kamu tahu ada hati yang hati-hati kamu jalani kini. Usiamu bukan
lagi seperti bocah lima tahun yang doyan habisi satu-dua permen kaki, bukan
juga anak remaja putih biru yang baru kenal cinta monyet. Usiamu sudah sampai
angka dua puluh lebih satu, pikiran dewasa sudah bukan lagi datang lalu pergi
tapi sudah menetap minta diyakini, bukan?
Sahabat,
cinta bukan sekadar basa-basi dia ada dan keharusanmu untuk tetap tinggal. Tapi cinta keyakinanmu untuk ada walau dia jauh berjarak ribuan hasta dari
hadapmu. Yakin yang kautiti tiap hari bukan hitungan satu-dua-tiga jemari tapi
keputusan yang akan kaunikmati manis sampai pahit di akhir ceritamu nanti. Berhenti
pikirkan hari ini saja, Nona.
Cintamu
dan cintanya itu satu yang aku tahu. Aku bukan peramal hebat apalagi Tuhan yang
menjelma serba tahu tentang segala isi hati dan akhir cintamu. Aku hanya
sahabat yang punya waktu lebih banyak dari lelakimu itu kini, sedia bahu yang
kalau-kalau di satu hari kamu butuh untuk lepas airmata yang kautahan sedari
malam di kantung matamu.
Sahabat,
ketahuilah sabar bahkan debar yang kautanam semenjak hari pertama kekasihmu
pergi untuk tuntut ilmu agama itu tak akan pernah salah. Hidup itu resiko
bukan? Setidaknya, setia sudah jadi pilihan paling mudah untuk bertahan. Entah akhir
bahagia atau tidak yang pasti kamu akan bahagia. Dengan atau tanpa dia.
Sahabat,
Tuhan bukan hanya ada di tiap untaian ayat Al-Quran yang tiap hari kamu baca.
Bukan cuma ada di butiran tasbih para taat agama. Tuhan ada di dadamu, Tuhan ada
dari bagaimana kamu meyakiniNya. Tuhan ada di dadamu, bukan? Cinta pun ada di
barisan bawah entah ke berapa yang pasti ada, berderet serasi dengan nama
lelakimu di sampingnya.
Sahabat
terbaikku, Imas Qomariah. Bukan satu-dua tahun aku mengenalmu. Tiap perubahan
sifat dan sikap semenjak mengenal kekasihmu aku sedikit bahkan banyak tahu,
semuanya baik menurutku. Sekali lagi, setia itu pilihan paling mudah untuk
bertahan. Dan kamu sudah menjalaninya dengan banyak tabah mengepul di hatimu.
Jangan
lupa bahagia hari ini, yaa. Tuhan selalu jaga cinta yang setengah mati kamu
jaga di sana. Jangan risaukan lelakimu. Dia baik-baik saja, nanti akan sedia bayar ribuan
peluk tukar dengan rindu yang hampir berkarat di kantung saku bajumu.
Peluk
hangat,
Dari
wanita yang kaukenal dari masa putih abu-abu
sweet :D temenannya semoga selalu akrab sampe tua yaaaa
BalasHapus-ika
Hihi amin, terima kasih doa baiknya kaka pos cantik. :)
BalasHapus