Senin, 29 September 2014

Aku sering jadi apa saja.
Jadi musim panas yang kadang suka kamu benci datangnya. Jadi musim dingin yang kadang suka buatmu risih dengan dinginnya.
Bahkan aku jadi hujan, mengguyur semestamu dengan apa-apa saja yang aku punya. Entah bahagia atau duka. Aku suka jadi apa saja, jadi segala yang ada dalam semestamu.
Aku selalu ingin berbagi segala, entah perkara selengkung senyum atau malah mata air yang terjun bebas ke meronanya pipi. Yang pasti aku mau itu denganmu.
Aku taruh percaya hati-hati pada keyakinanku atasmu. Aku taruh setia dalam-dalam pada harapku yang penuh kamu.
Jangan sesekali kamu coba buat retak, dengan tingkah pengabaianmu untuk segala peduliku.

Jangan sesekali buat meledak, segala takkan kembali utuh kalau sudah jatuh.

Minggu, 28 September 2014

Perjalanan panjang yang jauh dari pulang. Langkah kaki yang diburu rindu yang buat tak tenang.
Pertemuan sebelum senja. Penuh sendu walau tanpa airmata. Ada hati yang pernah kupatahkan lebih hancur dari tiga katanya. Kuulangi sekali lagi temu yang mungkin mampu ubah segala. Tapi takkan kuulangi sayat nadimu pelan-pelan lagi kali ini, aku bawa cinta yang kamu mau. Dengan banyak cita yang sudah kita aminkan bersama.

Tuhan maha baik, diberinya kesempatan jaga percayamu sekali lagi sampai nanti tik tok arloji tak jadi ada makna. Bersamamu kutak mau ada macam apapun jenis waktu.

Jakarta, 2014.

Minggu, 14 September 2014

Aku punya banyak sekali hutang pelukan, kubawa serta kali ini dengan kidung penuh tanpa rapuh. Kubersiap melipat ribuan kilometer jarak untuk sampai di rentang lenganmu. Rela jatuh dan bunuh satu-satu rindu yang menjadikanku ibu. Berhari tempuh sepi tanpa bunyi tapi mencaci diri karna masih kalah ditelanjangi jarak dan waktu.
Kali ini tak lagi terjadi, setidaknya sampai malam berikutnya tak ada kamu di sisi.


Soetta, 2014
Ribuan kilometer sudah kulipat satu kemarin, lebih dari sejengkal jarak kita. Lupa sejenak sampai waktu kamu akan pulang, setidaknya aku sudah datang.
Sayang, jangan sampai kalah dengan jarak bedebah yang sedang menari sekarang.
Kemarin mereka sempat kita tertawai jelang senja dengan ciuman para pendosa yang malah kita ulang.
Kupikir Tuhan tahu, bahwa cintaku benar kini satu. Begitumu pun kan? Jangan lelah dengan jarak yang kekar dan temu yang sukar.
Percayalah, sabar kita akan terbayar. Tenang.


Denpasar, 2014.