Senin, 16 September 2013

Aku Cemburu.

Aku kembali teringat tentang pertanyaanku di senja itu.
“Dia bagimu itu apa?” Kamu jawab “Segalanya”.
Ah kamu tahu ada yang sedang menancapkan belati tepat di jantungku,
mencabut nadi di tangan sebelah kiriku,
lalu ada cinta pun yang ikut menertawakanku.
Kamu segalanya bagiku. Namun tak begitu di nyatamu.
Aku patah hati lagi, berulang. Saat kamu jatuh hati pada orang seberuntung dia.
Aku cemburu.


Seandainya mencintai semudah tiup lilin di hari lahirku.
Aku sudah melakukannya jauh-jauh hari.
Mencintai kamu yang mencintaiku.
Tuhan belum izinkan aku kembali jatuhkan hati pada orang berbeda beberapa masa ini.
Masih dia yang jadi candu di tiap ingatan bahkan kujadikan alasan kuucap amin di sepertiga malam.
Sayang, pernyataanmu salah.
Dia tak merasa seberuntung itu memilikiku.
Apalagi dengan Nonanya sekarang, yang lebih segala.
Aku cemburu.

Minggu, 15 September 2013

Yang Tersisa Dari Kita - @aqmarinnaa

Yang tersisa dari kita? Hidangan-hidangan penuh gigil disantap oleh angin.
Yang tersisa dari kita? Jarum jam tertawa, rindu mogok bicara.
Yang tersisa dari kita? Lembar-lembar kertas ditinggalkan pena.
Yang tersisa dari kita? Anak-anak janji tutup usia sebelum menatap dunia.
Yang tersisa dari kita? Pelangi tujuh warna urung menjejak cakrawala.
Yang tersisa dari kita? Dinding-dinding kamar berwarna air mata.
Yang tersisa dari kita? Dua nama, satu pusara.
Yang tersisa dari kita? Jejak-jejak kelu tak sanggup melaju.
Yang tersisa dari kita? Sepintal doa tak bernama, hanyut, tak menemukan muara.
Yang tersisa dari kita? Purnama tanpa semesta.
Yang tersisa dari kita? Kepalaku hujan, dadaku hutan, tubuhku olehmu adalah pemakaman.
Yang tersisa dari kita? Endapan hitam robusta dan lagu cinta tanpa nada.
Yang tersisa dari kita? Karat-karat pada senar gitar tua.
Yang tersisa dari kita? Peluk yang tak bertatapan, kecup-kecup tanpa landasan.
Yang tersisa dari kita? Langkah-langkah berseberangan, perjalanan yang gagal diwujudkan.

@aqmarinnaa

Jumat, 13 September 2013

Kuharap, Kamu.

Kuharap kamu,
teman hidup yang temani aku berbagi kopi di awal hari,
teman hidup yang jadi alasan aku bangun pagi lebih dulu sebelum matahari untuk sarapan sedia di atas meja,
teman hidup yang beri aku kecup kening dalam hening pertama di awal pagiku,
teman hidup yang tak bosan ingatkan apa-apa saja yang sering aku lupa,
teman hidup yang tahu apa-apa saja sifat burukku dan tetap di sisi tak beranjak pergi apalagi meninggalkan,
teman hidup yang aku tunggu kepulangannya di ruang tamu,
teman hidup yang keringatnya gemar aku seka selepas bekerja seharian,
teman hidup yang beriku peluk lebih lama dari biasanya saat hari libur.

Kuharap kamu,
lelaki pertama yang aku lihat tiap pagi awal aku membuka mata,
lelaki pertama yang aku temukan masih lelap saat tak sengaja aku tergugah dari pejamku,
lelaki pertama yang aku temukan masih terjaga menjagaku saat panas tubuhku di atas seharusnya,

lelaki pertama yang aku lihat saat nanti terpejam tak bangun lagi.

Love You.

Yang Tersisa Dari Kita - @NDIGUN

Yang tersisa dari kita; sebuah potret warna-warni yang menerbitkan abu-abu tiap malam meninggi.
Yang tersisa dari kita; ciuman kedua yang duduk manis menanti pengabulan di ruang tunggu.
Yang tersisa dari kita; harap-harap yang tiarap dan menolak uluran tangan-tangan asing.
Yang tersisa dari kita; jalan lengang dan sepasang kaki kelelahan mengejar dirinya sendiri.
Yang tersisa dari kita; cangkir-cangkir kopi yang setia mengingatmu.
Yang tersisa dari kita; lantai dansa, dua pasang kaki, dan jarak yang malas kau hitung di antaranya.
Yang tersisa dari kita; selamat pagi yang menguap sebelum terucap.
Yang tersisa dari kita; rindu merembesi dinding dan malam dan doa yang purba dipukul angin.



@NDIGUN

Kamis, 12 September 2013

Kekasih Barumu Pernah (?)

Kekasih barumu pernah lebih dari 24 jam bersamamu?
Kekasih barumu pernah dengar detak jantungmu semalaman?
Kekasih barumu pernah rasakan perhatian lebihmu saat kehujanan jam 3 pagi-pagi buta?
Kekasih barumu pernah bertukar tawa berbagi cerita sampai kamu tertidur di sampingnya?
Kekasih barumu pernah temani dingin bengis malam berdua bersamamu, dengan bir dingin atau kopi panas?
Kekasih barumu pernah melihat kamu tertidur pulas sambil mendengar dengkurmu lalu menjadikan itu lagu terjaganya?
Kekasih barumu pernah melihatmu tertawa lepas bersama teman-temanmu dalam hatinya berkata “Aku mencintainya, Tuhan”?
Kekasih barumu pernah kesal dengan candamu tapi tetap ikut menertawakannya bersama?
Kekasih barumu pernah mengajakmu menjadi apa adanya kamu di depan teman-temannya?
Kekasih barumu pernah menangis di hadapanmu ceritakan keluhnya yang sama sekali belum ditumpahkan pada yang lain?
Kekasih barumu pernah benar-benar cemburu karna takut kehilanganmu?
Kekasih barumu pernah memelukmu erat lalu hatinya berkata “Aku ingin dia seterusnya, Tuhan”?
Kekasih barumu pernah menjadikanmu tempat pulang kedua setelah orang tuanya?
Kekasih barumu pernah menangis sambil berdoa di sepertiga malam dengan doa agar Tuhan senantiasa menjagamu?
Kekasih barumu pernah menjadikanmu nyaman kedua setelah dekap kedua orang tuanya?
Kekasih barumu pernah..... ah sudah, yang pasti ia tak mampu melebihi tabungan rinduku untukmu.
Kekasih barumu hanya mampu mencuri cintamu, bukan cerita aku dan kamu.
Aku memang berlebihan, hanya tanpamu saja aku kekurangan.

Tuan, tak akan kau temui lagi seorang yang lebih dulu menjadikanmu mimpi bahkan sebelum lelap. Selain aku. :)