Senin, 16 September 2013

Aku Cemburu.

Aku kembali teringat tentang pertanyaanku di senja itu.
“Dia bagimu itu apa?” Kamu jawab “Segalanya”.
Ah kamu tahu ada yang sedang menancapkan belati tepat di jantungku,
mencabut nadi di tangan sebelah kiriku,
lalu ada cinta pun yang ikut menertawakanku.
Kamu segalanya bagiku. Namun tak begitu di nyatamu.
Aku patah hati lagi, berulang. Saat kamu jatuh hati pada orang seberuntung dia.
Aku cemburu.


Seandainya mencintai semudah tiup lilin di hari lahirku.
Aku sudah melakukannya jauh-jauh hari.
Mencintai kamu yang mencintaiku.
Tuhan belum izinkan aku kembali jatuhkan hati pada orang berbeda beberapa masa ini.
Masih dia yang jadi candu di tiap ingatan bahkan kujadikan alasan kuucap amin di sepertiga malam.
Sayang, pernyataanmu salah.
Dia tak merasa seberuntung itu memilikiku.
Apalagi dengan Nonanya sekarang, yang lebih segala.
Aku cemburu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar