Minggu, 01 Februari 2015

Seluruhmu

Kepada lelakiku yang berdada sabar setelah tabah ayahku.
Lelakiku, senang menyebutmu lelakiku. Lelaki yang pernah rela menunggu dengan dada paling sabar setelah tabah ayahku. Dari segala patah lebih dari tiga yang pernah kubuat padamu. Maaf atas segala salah dan tak sadarku akanmu dulu.
Lelakiku, senang menyebutmu lelakiku. Lelaki yang pernah tulus beri senyum paling manis di atas penantianmu. Dari segala abaiku akan cintamu, yang kuanggap semu dulu.
Lelakiku, senang menyebutmu lelakiku. Lelaki yang pernah punya isi kepala di luar dugaku. Segala rencanamu yang ada aku di dalamnya, entah beda yang kauucap dari segala manis yang pernah telingaku dengar. Semoga tak berakhir seperti para pencandu cinta yang hanya mencandu itu. kamu lain, semoga.
Lelakiku, senang menyebutmu lelakiku. Lelaki yang pernah korbankan waktu bahkan segala untuk perempuan yang buta hati dulu, aku. Dari segala perihal dan perkara yang kaubuat semua jadi baik-baik saja. Kamu tahu bahwa waktu bukan ibu yang mampu basuh segala luka di dadamu. Kamu mampu obati segala perih hatimu sendiri, bukan? Maaf kalau segala sebab dari semua itu aku. Segala tangguhmu kutahu tak selamanya mampu, tapi ketahuilah segala keras kepalaku tak selamanya batu.
Lelakiku. Semoga selalu jadi lelakiku.

Kecup sayang,

Yang semalaman tadi berdoa untuk segala baikmu.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar