Pernah
sepagi ini kamu nomorduakan kantuk untuk mengantarku pulang.
Tanpa
keluh lalu kecup dalam kenang yang masih belum juga hilang.
Atau
membiarkan pagi meninggi sendiri, dengan kita yang masih terjaga dalam mimpi.
Terbangun
dan masih temukan kamu di sisi.
Aku
sedang rindu dengan dua tatap kita.
Dalam
mataku penuh kamu, beriringan dengan banyak doa yang terpanjat di dada, semoga
seterusnya.
Sampai
tiba di perismpangan nyata, kamu pergi tanpa ucap selamat tinggal terakhir
kali.
Jadi
bayang lalu hilang.
Terhitung
dari hari di mana kamu pergi, aku terbiasa nikmati pagi sendiri lalu lelap
dalam malam teralun ninabobomu dalam mimpi.
Lagi-lagi
Tuhan ingatkan kehilangan, beruntungnya bukan pisah alam.
Kamu
hanya pergi bukan hilang.
23
Agustus 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar