Kamis, 28 November 2013

Pernah sepagi ini kamu nomorduakan kantuk untuk mengantarku pulang.
Tanpa keluh lalu kecup dalam kenang yang masih belum juga hilang.
Atau membiarkan pagi meninggi sendiri, dengan kita yang masih terjaga dalam mimpi.
Terbangun dan masih temukan kamu di sisi.
Aku sedang rindu dengan dua tatap kita.
Dalam mataku penuh kamu, beriringan dengan banyak doa yang terpanjat di dada, semoga seterusnya.
Sampai tiba di perismpangan nyata, kamu pergi tanpa ucap selamat tinggal terakhir kali.
Jadi bayang lalu hilang.
Terhitung dari hari di mana kamu pergi, aku terbiasa nikmati pagi sendiri lalu lelap dalam malam teralun ninabobomu dalam mimpi.
Lagi-lagi Tuhan ingatkan kehilangan, beruntungnya bukan pisah alam.
Kamu hanya pergi bukan hilang.


23 Agustus 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar